A. Pengertian Active Learning
Berdasarkan buku Active Learning (Melvin L. Silberman: 2009) yang dinamakan belajar yang aktif itu ialah yang setidaknya harus dapat melibatkan dan memperhatikan lima faktor utama yaitu: pengolahan kerja otak, gaya belajar, sosial proses belajar, kehawatiran tentang belajar aktif dan perlengkapan belajar aktif (sarana prasarana).
Dari uraian diatas dapat kita ketahui bahwa dalam uapaya menumbuhkan atau menciptakan belajar aktif itu ialah banyak hal yang perlu kita perhatikan dan persiapkan. dalam buku ini sangat detail dipaparkan mengenai langkah-langkah upaya untuk menciptakan suasana yang benar-benar tercipta belajar aktif, mulai dari tata letak menyusun kelas, cara agar mendapatkan partisipasi dari siswa (objek), cara agar mendapatkan mitra belajar, cara bagaimana agar dapat mengetahui harapan siswa, cara mengefektifkan siswa, strategi membuat kelompok, cara menyeleksi ketua, mempasilitasi ketika diskusi, seni peran, penghematan waktu penanganan jika keadaan sulit diatur atau terjadi suasana yang gaduh (ribut).
Jadi dapat disimpulkan aktif learnig itu ialah upaya menciptakan gaya dan pola belajar mengajar atau pola pembelajaran yang dapat melibatkan interaksi yang tidak haya searah antara murid dan siswa namun dapat terjalin secara keseluruhan dan guru tidak lagi sebagai yang mentransper ilmu melainkan sebagai kawan (pengarah) kegiatan pembelajaran tersebut. sehingga siswa tidak akan haya duduk tetapi bisa aktif dengan mau bertanya, mencari, mengomentari, bahkan menjelaskan menurut apa yang telah dia ketahui dan pahami.
B. Komponen-Komponen (Syarat) Active Learning
Sebagaimana telah diketahui pada bahasan awal bahwa kegiatan belajar aktif itu ialah yang banyak melibatkan elemen lain yang senantiasa akan membantu terciptanya suasana belajar yang nyaman, aktif, kondusif sehingga teraarah
.
Dari banyak faktor yang senantiasa mesti terlibat dalam pembelajaran agar tercipta belajar yang aktif, kurang lebih secara ringkasnya ternagi:
a. Individu siswa (sebagai objek) pembelajaran,
Dalam hal ini individu seorang murid itu merupakan hal yang paling dasar, sehinga harus benar-benar memiliki motovasi belajar yang kuat untuk ingin dan semangat belajar karena apapun dan sebesar bagaimanapun perhatian (pengaruh) dari luar jika tida didasari dengan semangat dari dalam dirinya siswa itu sendiri maka pembelajaran tidak akan aktif dan jauh kemungkinan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam hal ini faktor keluarga yang membverikan pelajaran utama sebelum di sekolah dan yang mencetak kearah mana diarahkanya seorang anak harus benar-benar fahan dan mampu memberikan arahan, bimbingan, dan melayani akan kemauan sang anaknya tersebut.
b. Guru sebagai dalang (sutra dara)
Guru sebagai dalang atau dapat dikatakan sutradara dalam pembelajaran aktif harus dapat menyajikan pelaksanaan proses pembelajaran sebagus dan semenarik mungkin, sehingga seorang guru harus benar-benar propesional dibidangnya itu baik secara kualifikasi mapun secara profesi dimana didalamnya harus faham mengenai psikologi anak, psikologi pendidikan, administrasi pendidikan, dan segala hal yang berkaitan dengan profesional seorang guru diantaranya harus mengetahui, metode, strategi, penbekatan, teknik dan taktik, dan yang lainya.
c. Proses (suasana) belajar
Proses atau suasana belajar ini berkaitan dengan kemampuan guru menguasai sussana dan memahami keadaan kelas ataupun kondisi murid itu sendiri agar dapat memilah dan memilih metode, media, taktik dan gaya belajay yang memang cocok dengan sussana atau kondisi tersebut. setelahnya faham mengenai hal itu, guru juga harus bisa menjalankannya dengan baik dan menyenakangkan mulai dari awal sampai bhelajar berakhir.
d. Sarana dan prasarana belajar
Dalam menciptakan kegiatan belajar yang aktif disini diutamakan sarana penunjang untuk kelancaran dan keefektipan belar tercapai, maka sega sesuatu yang memang dibutuhkan haruslah tersedia baik itu yang sifatnya indor ataupun out dor. Namun, jika masalahnya hal tersebut sebagai media yang dibutuhkan tidak ada maka disinilah dibutuhkan akan kekreatifan seorang guru agar dapat mengemas psembelajaran supaya tetap berjalan dengan kondusif dan aktif.
C. Waktu Pelaksanaan Active Learning
Kalau ditanya kapan pembelajaran aktif tersebut harus diciptakan? jawabanya ialah ketika terjadi suasan belajar atau ketika pembelajaran tidak aktif (statis) atau juga bisa disebut ketika kegiatan pembelajaran yang pasif.
Dalam buku ini dijelaskan bahwa yang dinamakan kegiatan belajar atau pombelajaran dimanapun dan kapanpun itu idealnya mesti tercipta suasana belajar yang aktif terutama siswa sebagai objek dari pembelajaran tersebut. Namun, memang hal itu sangat sulit karena kebanyakan yang terjadi banyak guru yang kurang mampu menciptakan suasana yang aktif tersebut, sehingga pembelajaran itu berjalan monoton atau bahkan menurun. Kalau dilihat secara tahapan atau urutannya perlu dijaga agar senantiasa aktif itu ialah:
a) Sejak dimulai belajar,
Seorang guru diusahakan dapat merangsang siswa agar dapat aktif sejak awal. Mengapa demikian? karena jika sudah aktif sejak awal akan lebih mempermudah penyampaian materi selanjutnya akan terarah dengan baik dan memberikan warna semangat dalam mengikuti pembelajaran tersebut.
Dalam bukunya Active Learning ini Melvin L. Silberman menjelaskan secara detail langkah-langkah dalam menciptakan suasana belajar siswa aktif sejak awal dimana secara garis besarnya terdiri dari tiga yaitu:
Ø Strategi pembentukan tim,
Ø Strategi penilaian sederhana, dan
Ø Strategi pelibatan belajar langsung.
Dimana ketiga langkah tadi memiliki cara-cara atau langkah-langkah masing-masing.
b) Ketika sedang berjalan (proses/tengah) waktu belajar
Sangat perlu sekali bagi seorang guru untuk dapat mengupayakan agar dapat merangsang siswa (anak didiknya) guna mendapatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap secara aktif dengan metode dan strategi yang bagaimanapun selagi dapat membantu lancarnya proses belajar dan pembelajaran.
Dalam upaya mewujudkan hal ini, setidaknya ada delapan lagkah yang mesti diperhatikan yaitu:
1. Kegiatan belajar dalam satu kelas penuh,
2. Mengstimulasi diskusi kelas,
3. Pengajuan pertanyaan,
4. Belajar bersama,
5. Pengajaran sesame siswa,
6. Belajar secara sendiri,
7. Belajar yang efektif, dan
8. Pengembangan keterampilan.
Kedelapan langkah tadi memiliki langkah-langkah lain yang sifatnya lebih teknisi dan detail sebagai penjelasan dari kedelapan langkah tadi diatas.
c) Akhir dari pembelajaran,
Adapun yang dimaksud dengan belajar harus aktif pada akhir ialah bagaimana seorang guru mampu mengstimulus dan memberikan trik-trik agar apa yang telah disampaikan atau telah mereka pelajari itu tidak menjadi lupa kembali atau terlupakan oleh siswa tersebut.
Dalam kaitan dengan masalah ini, untuk dapat mempertahankan agar selalu teringat oleh siswa, Melvin L. Silberman membagi kedalam empat tahapan. Yaitu:
ü Strategi peninjauan kembali,
ü Penilaian sendiri,
ü Perencanaan masa depan, dan
ü Ucapan perpisahan.
D. Macam-Macam Active Learning
Sebagaimana yang terdapat dalam bukunya Melvin L. Silberman, dia mengemukakan bahwasanya ada 101 cara atau metode dalam mengupayakan pembelajaran atau siswa belajar dengan aktif. Namun, jika dikelompokan sesuai dengan isi dalam buku ini terbagi menjadi 15 yaitu:
1) Strategi pembentukan tim,
2) Strategi penilaian sederhana,
3) Strategi pelibatan langsung,
4) Kegiatan belajar dalam satu kelas penuh,
5) Mengstimulasi diskusi kelas,
6) Pengajuan pertanyaan
7) Belajar bersama,
8) Pengajaran sesame siswa,
9) Be;lajar secara mandiri,
10) Belajar yang efektif,
11) Pengembangan keterampilan,
12) Strategi peninjauan kembali,
13) Penilaian sendiri,
14) Perencanaan masa depan,
15) Ucapan perpisahan.
E. Tujuan Active Learning
Tujuan dari cara belajar siswa aktif (Active Learning) ialah agar dapat menjadikan siswa aktif dan kondusif ketika belajar, terwujudnya suasana belajar yang dinamis, efektif, evesien serta jauh dari suasana yang menjenuhkan dan membosankan.
Jika dilihat dari pemaparan Melvin L. Silbermen, dalam bukunya ini, menjelaskan tujuan Active Learning kurang lebih sebagai berikut:
Ø Menjadikan siswa aktif sejak awal (mulainya pembelajaran)
Ø Membantu siswa mendapatkan pengajaran, keterampilan, dan sikap secara aktif
Ø Mempertahankan agar belajar tidak terlupakan.
Selain dari itu juga, dengan memodivikasi ungkapan konfusius, dia menjelaskan tujuan dari active learning ialah agar dapat mengingat, memahami, terampil dan menguasai.
F. Cara Menumbuhkan Active Learning
Jika dilihat dari tulisan yang terdapat dalam buku ini, pada dasarnya untuk menjadikan siswa aktif itu ialah siswa harus banyak mengerjakan tugas. Maka agar tecapai hal itu, ialah dengan banyak memberikan banyak tugas terhadap siswa. Lebih luasnya semua yang terdapat dalam isi buku ini yaitu ada 101 cara atau trik-trik agar dapat menumbuhkan belajar siswa yang aktif.
G. Kesimpulan
Dari makalah ini mengguar isi buku Active Learning karya Melvin L. Silbermen dapat disimpulkan bahwa Active Learning merupakan pola pembelajaran yang harus dapat melibatkan secara kolektif antara kerja otak siswa, gaya belajar, sosial belajar dan sarana pendukung belajar yang akan membantu pada terbentuknya pola belajar yang aktif (Dinamis). Dalam buku ini dijelaskan bahwasanya terdapat 101 metode agar dapat menciptakan cara belajar siswa aktif.
Dalam buku ini juga dijelaskan bahwasanya belajar siswa yang aktif itu ialah yang bukan hanya sesaat namun sejak dimulai, sedang berlangsung dan juga ketika akhir dari pembelajaran. Dengan arahan memulai dengan semangat, ketika berlangsung berjalan dengan nyaman dan tertanam hasilnya sampai berakhir dari kegiatan belajar tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar